Apa yang harus ku ceritakan, padahal sebenarnya
ingin sejenak ku lupakan. Awan hitam masih membumbung di angkasa seakan ia
belum mau beranjak menuju esok yang cerah merekah. Semalem ku menemuinya dalam
kedipan mimpi yang tak begitu lama. Masih sama seolah-olah tak mau mengenal aku
lagi, mawar itu penuh duri untuk selalu menjaga dirinya dari rasa yang tak
karuan yaitu percintaan. Mimpiku hanya berpandangan wajahnya, tak lain dan tak
bukan. Ku seperti diingitkan kembali untuk selalu menjaga rasa walau akhir cerita
tau arah jalan kemana. Selalu takdir Tuhan mengisahkan begitu cerita anak adam,
emosi yang terpendam seakan lepas dari tempat peraduan.
Tak ada kata untuk meratapi nasib ini, semua kisah harus
sepenuhnya ku jalani tanpa memandang satu sisi gelap kehidupan. Namun, ku sadar
jika esok diri ini tak mampu menggenggam lagi secuil kenangan bermatakan pola
bintang berpijar. Bisakah ku selalu membuatnya bersinar?? Entahlah, kadang aku
merasa salah mengapa harus mengenalnya, karena ku merasa tak usah kenal bila endingya
sesal. Posisi bukan sebagai penyerang atau seorang back, aku hanyalah seorang
washit yang bergerak dinamis untuk selalu semua sudut keindahan. Mengalami
sebuah degradasi mental tak ubahnya sebagai pelajaran terbaik untuk memantapkan
diri pada fase yang lebih baik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar